Saat ini, konsumsi buah-buahan di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terjadi karena pandemi COVID-19 yang melanda di Indonesia seakan menjadi “momok” bagi masyarakat, sehingga kewajiban untuk menjaga kesehatan melalui peningkatan imun dengan mengkonsumsi buah-buahan sudah menjadi kewajiban. Meskipun begitu, tingkat konsumsi buah-buahan di Indonesia masih di dominasi pemenuhan buah impor, terbukti dimana Indonesia merupakan salah satu dari 5 negara terbesar pengimpor buah di dunia.
Memang cukup disayangkan, padahal Indonesia termasuk salah satu dari 20 negara terbesar penghasil buah di dunia. Hal ini karena Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis, yaitu daerah yang mengalami penyinaran matahari sepanjang tahun. Dalam buku Metode Klasifikasi Iklim di Indonesia (2019) karya Ariffin, negara dengan iklim tropis terjadi pergantian dua musim dalam satu tahun, yakni musim penghujan dan musim kemarau yang berulang secara teratur. Kondisi ini membuat Indonesia memiliki tanah yang subur serta kekayaan sumber daya yang beragam, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan terhadap konsumsi buah-buahan.
sumber : google.com |
Untuk itulah, kita sebagai warga Indonesia harusnya patut berbangga karena apa yang kita inginkan pasti terpenuhi dari alam. Salah satunya, adalah pemenuhan kebutuhan terhadap konsumsi buah-buahan. Melalui tangan cekatan para petani yang menanam buah-buahan di kawasan Indonesia yang subur inilah buah lokal Indonesia dihasilkan.
Lantas, apa saja alasan mengapa kita harus meningkatkan konsumsi terhadap buah lokal Indonesia?
1. 1. Buah lokal sangat mudah ditemukan
Sering kita jumpai, banyak pekarangan rumah yang dimanfaatkan untuk menanam buah-buahan, seperti mangga, jambu air, rambutan hingga durian. Tak hanya di pedesaan, pada lingkungan perkotaan pun, masih ada yang menanam buah lokal dengan tujuan untuk di konsumsi buahnya.
Tak hanya itu, buah lokal juga dapat kita jumpai di kios pedagang buah di pasar tradisional. Bahkan, saat ini banyak juga pedagang buah yang berkeliling kampung. Dan juga, ketika kita menjejakkan kaki ke pasar swalayan pun masih dapat kita jumpai buah lokal dengan packaging yang lebih menarik.
2. Harganya cukup terjangkau
Harga selalu menjadi alasan utama untuk menikmati sesuatu barang maupun jasa, bukan? Begitupula dengan buah, pasti kita lebih memilih buah lokal dengan harga yang terjangkau,. Harga terjangkau ini didapatkan karena buah lokal dihasilkan dari dalam negeri sendiri sehingga tidak perlu memakan banyak biaya produksi maupun pemasarannya. Terlebih jika musim panen buah tiba, dapat kita jumpai buah lokal dengan harga yang jauh lebih rendah karena buah tersebut melimpah ruah.
3.3. Keamanan pangan dari cita rasa buah lokal
Rasanya, sudah tidak diragukan lagi cita rasa buah lokal karena cara penanamannya berbasis alami. Pepaya misalnya, buah ini adalah buah yang sangat adaptif terhadap sistem pencernaan. Manisnya pepaya ditambah kelembutan dan kesegaran daging buahnya di klaim dapat memperlancar sistem pencernaan.
Hasil dari para peneliti buah, salah satunya adalah Pemulia Buah Pepaya seperti Prof Ir. Sriani Sujiprihati MS yang telah berhasil mengembangkan beberapa kultivar pepaya seperti Pepaya Calina yang merupakan buah lokal asli Indonesia. Pepaya Calina yang lebih dikenal dengan sebutan California ini memiliki rasa yang sangat manis dan lembut sehingga mampu bersaing dengan buah-buahan impor
4. 4. Wujud cinta dari petani lokal
Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana cara petani merawat tanaman buahannya? Mereka melakukannya dengan penuh cinta melalui perawatan dan pemeliharaan dari awal hingga akhir proses budidaya. Setiap hari mereka pergi ke kebun untuk merawat dan memeriksa tanaman. Dapat kita simpulkan, apabila konsumsi buah lokal kian digalakkan, gerakan Dukung Petani Lokal juga bisa membuat mereka lebih sejahtera. Hal ini penting, agar tingkat perekonomian petani kian meningkat sejalan dengan gerakan #DukungPetaniLokal
Umumnya buah-buahan di Indonesia masih diproduksi dengan cara konvensional mulai dari penanaman, pemeliharaan hingga pasca panen. Tidak seperti di luar negeri yang sudah menggunakan mesin-mesin pertanian untuk melakukan budidaya tanaman. Buah-buahan yang dihasilkan melalui tangan para petani langsung akan memberikan cita rasa tersendiri bagi penikmat buah.
Setelah mengetahui apa saja alasan mengapa kita harus meningkatkan konsumsi buah lokal, selanjutnya adalah tergantung cara kita menjaga buah lokal ini tetap ada. Lantas bagaimana upaya meningkatkan eksistensi buah lokal di Indonesia?
1. 1. Meningkatkan konsumsi dengan inovasi pengolahan buah lokal
Upaya untuk meningkatkan konsumsi buah lokal selain dengan langsung mengkonsumsi buahnya, bisa juga dilakukan inovasi untuk mengolah buah menjadi produk yang lebih menarik. Seperti keripik buah yang belum banyak diketahui masyarakat. Selama ini, kita ketahui olahan keripik buah yang lazim adalah keripik pisang. Belakangan ini muncul inovasi lain seperti keripik nanas, keripik nangka, keripik apel, dan lain sebagainya.
2. 2. Edukasi masyarakat sejak dini tentang potensi buah lokal
Pengenalan terhadap buah lokal merupakan langkah yang efektif diterapkan. Misalnya pada masa anak-anak melalui visualisasi buah dalam gambar, mozaik, dan nyanyian di bangku taman kanak-kanak mengenai buah dapat membuat perkenalan dengan buah bertambah.
Kemudian, memasuki bangku
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, mulailah
dikenalkan buah dengan manfaatnya. Mengingat pada masa anak-anak, kita seolah
didoktrin untuk mengenal buah saja tanpa manfaat dibalik kelezatannya. Lama-kelamaan
perasaan cinta pun muncul begitu saja tehadap buah.
3. 3. Mengoptimalkan produktivitas buah lokal budidaya sendiri
Upaya meningkatkan produktivitas buah lokal dapat dilakukan melalui integrasi tiga proses dari hulu ke hilir yaitu denga penerapan GAP (Good Agricultural Practices) pada proses produksi buah, GHP (Good Handling Practices) pada proses penanganan pasca panen dan GMP (Good Manufacturing Practices).
Selain itu untuk memeratakan produksi buah lokal dapat dilakukan dengan membentuk kawasan produksi buah karena salah satu kendala pemerataan produksi terletak pada lahan perkebunan yang terpencar-pencar dan banyak dihasilkan oleh pekarangan-pekarangan rumah.
Akhir kata, tak salah rasanya jika disematkan istilah bahwa “buah lokal Indonesia adalah jiwa bangsa”. Untuk itu, mari kita jadikan #CintaBuahLokal sebagai budaya karena melalui “cinta yang berbudaya” apa saja yang kita lakukan akan lebih bermakna.
Jangan sampai di masa yang akan datang, generasi penerus bangsa dibutakan akan kekayaan buah lokal Indonesia dan lebih mengenal buah impor.
Untuk itu, dimulai dari sendiri. Mari kita lebih mencintai buah lokal Indonesia!
Buah untuk cinta!
Salam,
UL
Artikel ini diikutkan dalam Blog Competition by IT’s Buah