Wednesday, 16 June 2021

Sosok Polisi Harapan Masyarakat : Seperti Apa?

Seperti yang kita ketahui, perkembangan zaman yang kita lalui saat ini begitu cepat ditandai dengan adanya kecanggihan teknologi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pola pikir masyarakat yang ingin melakukan perubahan dengan menciptakan inovasi baru untuk mempermudah kehidupannya di masa yang akan datang. Perubahan dan inovasi ini memiliki dampak positif maupun negatif yang senantiasa berjalan beriringan.  

Namun, belum selesai era perubahan tersebut, kini masyarakat kembali dihadapkan dengan tantangan baru, yakni pandemi COVID-19 yang belum berkesudahan. Pandemi ini mengakibatkan tantangan tersendiri bagi masyarakat luas, tak terkecuali bagi para pemegang kendali kekuasaan di Indonesia. 

Tak jarang berbagai pendekatan-pendekatan terkait penegakan hukum, upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat pun kian ditegakkan, tentunya dengan tetap mengedepankan substansi, kejujuran, tanggung jawab, disiplin dan sikap profesional. 

Namun, apakah cukup hanya sampai disitu? Lantas, seperti apa sosok polisi harapan masyarakat saat ini? 

sumber : polri.go.id

Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa 

Lambang polisi bernama "Rastra Sewakottama" yang berarti "Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa". Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954. Polri yang tumbuh dan berkembang dari rakyat, untuk rakyat, memang harus bertindak dan berinisiatif sebagai abdi sekaligus pelindung dan pengayom rakyat. Harus jauh dari tindak dan sikap sebagai "penguasa". Ternyata prinsip ini sejalan dengan paham kepolisian di semua negara yang disebut New Modern Police Philosophy, "Vigilant Queiscant" (kami berjaga sepanjang waktu agar masyarakat tenteram). (sumber : polri.go.id

Dikutip dari hukumonline.com, sebagai aparatur yang siap memberi pengayoman kepada masyarakat, sejatinya polisi lebih mengutamakan tanggungjawab pada masyarakat, terlebih polisi juga lahir dari masyarakat. Hal ini pernah disampaikan oleh mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Prof. Farouk Muhammad saat dimintakan masukan mengenai Revisi UU  No. 2 Tahun 2002 tentang polri di ruang Balai Legislasi (Baleg), DPR (14/5/2014). 

Pada kesempatan yang sama, beliau menambahkan bahwa hal yang terpenting dari seorang polisi ada sebuah kejujuran. Seperti yang beliau terapkan ketika masih menjabat sebagai Kapolres Cianjur, Jawa Barat dimana beliau lebih mengutamakan tanggungjawab kepada masyarakat setempat ketimbang kepada atasan. 

Beliau menegaskan "Gak ada urusan siapa Kapoldanya. Saya tanggungjawab kepada masyarakat. Buktinya, saya sampai juga bintang dua. Polisi itu dilahirkan oleh rakyat, jadi harus bertanggungjawab kepada rakyat", ujarnya. 

Sosok Polisi Pejuang Nasional

Membahas mengenai sosok polisi pejuang, tak salah rasanya jika kembali kita mengingat beberapa tokoh diantaranya adalah Komjen Pol Soekanto Tjokrodiatmodjo yang merupakan Kepala Kepolisian Pertama Republik Indonesia yang menjabat selama 14 tahun dimulai pada tahun 1945-1959. Sebagai Kapolri pertama, banyak hal yang telah beliau rintis, seperti Resimen Pelopor, Polisi Air dan Udara, Polisi Kereta, Polisi Wanita serta Polisi Perintis. 

Sosok kedua, yang tak asing bagi kita, ialah Jenderal Hoegeng Imam Santosa. Walaupun hanya menjabat selama tiga tahun, banyak keteladanan yang ia torehkan. Beliau dikenal selalu menolak segala bentuk gratifikasi, bahkan beliau sampai menyuruh istrinya agar menutup toko bunga agar tak digunakan orang-orang untuk mendekati dirinya. 

Ketiga, ialah Komjen M Yasin. Beliau yang memproklamasikan Pasukan Polisi Istimewa di Surabaya pada 21 Agustus 1945 dan bersama rakyat Surabaya, beliau melakukan perlawanan 10 November 1945 yang fenomenal. (sumber : media.com)

Sosok Polisi Harapan Masyarakat Masa Kini

Melihat fenomena hukum saat ini, tugas dan tanggungjawab polisi amat dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan visi Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, M.Si yakni POLRI PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan). Itulah mengapa muncul harapan agar Instansi Polri tidak hanya mampu mewujudkan keberhasilan dalam menegakkan hukum namun juga merealisasikan sikap peduli dan profesional terhadap masyarakat serta menjaga nama baik institusi dengan tujuan untuk mewujudkan pelayanan publik yang prima. 

Salah satu contoh yang bisa diapresiasi sebagai wujud kepedulian terhadap sesama ialah Kapolda Aceh, Irjen Pol. Drs. Wahyu Widada, M. Phil. Beliau mengingatkan adanya sisi kemanusiaan dalam setiap tugas yang diemban. Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Berikut cuplikan videonya (sumber: instagram.com) : 

Pada akhirnya, sosok polisi yang menjadi harapan masyarakat ialah beliau yang tidak berjarak dengan masyarakat, namun menjaga jarak dengan kekuasaan. 

DIRGAHAYU BHAYANGKARA KU

DIRGAHAYU POLRI KE-75

JAYALAH BERSAMA MASYARAKAT


#polripresisi2021


Sumber : 

https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt53734f8edd37c/polisi-sejatinya-abdi-masyarakat--bukan-abdi-negara/ 

https://www.google.co.id/amp/s/www.jawapos.com/opini/03/07/2020/mencari-sosok-polisi-pejuang-di-era-normal-baru/%3famp

https://m.merdeka.com/peristiwa/ini-tiga-sosok-polisi-yang-layak-jadi-pahlawan-nasional.html?page=2

https://www.instagram.com/p/CQIccLeByOw/?utm_medium=copy_link


0 comments:

Post a Comment