Hai ladies...
Tak terasa ya, sudah satu tahun ini kita hidup ditengah pandemi yang kita tidak tahu kapan berakhirnya. Melihat fenomena tersebut, hidup berselaras dengan alam seakan menjadi trend di kalangan masyarakat, akan tetapi kesadaran untuk lebih mencintai lingkungan rasanya masih belum terwujud.
Sementara itu, pemerintah juga berupaya memajukan komoditas lokal maupun komoditas berkelanjutan agar lingkungan terjaga dan mewujudkan masyarakat sejahtera. Hal ini berkaitan dengan pola hidup ramah lingkungan dan ramah sosial sehingga muncul banyak istilah seperti go green living, sustainable concern hingga eco-friendly. Istilah tersebut melekat erat di masyarakat dan mulai diterapkan akhir-akhir ini di berbagai bidang. Tak terkecuali dalam bidang kecantikan, mengapa?
Alasannya karena sudah menjadi hal yang umum jika berbagai produk kecantikan yang beredar menggunakan kemasan plastik yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, komposisi produk mengandung bahan kimia sintetik yang tidak hanya membahayakan kulit namun juga berbahaya bagi lingkungan.
Realita tersebut mendorong masyarakat untuk memilih produk kecantikan berbasis sustainable atau juga biasa disebut dengan eco-friendly beauty, yaitu produk kecantikan berbasis ramah lingkungan dimulai dari kemasan atau label hingga komposisi yang aman bagi kulit. Tak jarang, banyak produsen bidang kecantikan berlomba-lomba mengeluarkan brand yang mempunyai konsep eco-friendly.
Lantas, apa saja perbedaan produk konvensional dengan produk kecantikan eco-friendly? Secara singkat antara produk konvensional dengan produk kecantikan eco-friendly dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Kemasan
Pada produk kecantikan konvensional, baik pada label maupun tampilannya dikemas menggunakan plastik. Kita tahu, bahwa plastik bukan merupakan bahan yang mudah terurai, sehingga hal ini dapat berdampak buruk bagi lingkungan.
Sementara itu, pada eco-friendly beauty produk dikemas menggunakan konsep sustainable dimana produk dikemas menggunakan bahan yang bisa didaur ulang, bisa dipakai berulang bahkan bisa dijadikan kompos.
2. Komposisi
Pada produk kecantikan konvensional banyak ditemukan kandungan campuran bahan sintetik. Hal ini karena tingkat persaingan yang tinggi membuat produsen menggunakan bahan sintetik untuk memperkecil biaya produksi demi memenuhi permintaan pasar.
Sedangkan kandungan pada produk eco-friendly dikenal dengan istilah Cruelty-free dimana dalam proses pembuatan produk tidak membahayakan makhluk lain, mulai dari ekstrasi bahan sampai produknya jadi.
Selain perbedaan diatas, ada beberapa istilah dalam label eco-friendly beauty yang penting untuk kita ketahui agar manfaatnya seutuhnya dapat kita rasakan. Istilah tersebut diantaranya :
1. Vegan
Tidak asing bagi kita, istilah Vegan mempunyai makna bahwa komposisi sebuah produk tidak mengandung material hewani maupun turunannya.
2. Organik
Organik mempunyai makna bahwa produk memiliki kandungan bahan yang ditanam tanpa menggunakan pupuk maupun pestisida. Pada beberapa produk, istilah ini dikenal sebagai produk kecantikan tanpa GMO (Genetically Modifered Organisms).
3. Non Toxic (Natural)
Non-toxic memiliki artian bahwa produk tidak mengandung unsur senyawa kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Istilah ini juga sama maknanya dengan produk yg memiliki label Natural.
4. Fair Trade
Merupakan sertifikasi yang menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan menggunakan bahan yang diperoleh dari kebun sendiri atau bahan dihasilkan dari pabrik yang memiliki standar bekerja yang layak bagi karyawannya.
5. Cruelty-free
Merupakan standar bahwa produk kecantikan yang pada baik proses produksinya, bahan baku maupun produk akhir tidak melibatkan hewan sebagai uji coba sehingga dinilai lebih ramah lingkungan.
Lantas, bagaimana cara untuk memulai eco-friendly beauty? Dikutip dari laman editorial.femaledaily.com ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk memulai eco-friendly beauty, yaitu :
1. Cari tahu lebih dalam tentang produk
Mengetahui lebih banyak tentang produk akan lebih bermanfaat karena kita dapat merasakan khasiat yang lebih besar. Langkah awal yang harus di ketahui adalah terlebih dahulu mencari tahu apakah produk yang dipakai menggunakan ingredients yang aman untuk lingkungan. Kemudian, ketahui juga apakah produk tersebut merupakan produk yang tested on animals? Selanjutnya, cari tahu juga apakah produk tersebut memiliki program sustainable beauty. Apabila produk yang digunakan tidak memenuhi salah satu kriteria tersebuh, then find the alternatives on other product. Namun jika saat ini terlanjut memakai produk non-sustainable, langkah bijak adalah tetap menghabiskannya, then don't repurchase it.
2. Daur ulang kemasan
Membuang kemasan sisa produk kecantikan ke tempat sampah sudah menjadi hal umum. Namun, kebiasaan ini jelas tidak mendukung eco-friendly beauty loh.. So, you should stop it. Akan lebih bijak untuk memilah produk berdasarkan jenisnya. Berbeda dengan beberapa brand seperti The Body Shop, Sensatia Botanicals, Innisfree, Kiehls memiliki program daur ulang kemasan. Maksudnyakemasan produk yang sudah digunakan bisa dikembalikan atau bisa disetor ke instansi seperti waste4change. Pada laman waste4change.com terdapat penjelasan mengenai prosedur pengelolaan sampah kemasan yang bisa untuj dicoba.
3. Mulai pikirkan limbah sisa produk
Limbah sisa produk dapat ditemukan dengan mudah pada produk sekali pakai seperti kapas, tisu basah maupun cotton bud. Nah, untuk mengurangi dampak buruk akibat penggunaan produk kecantikan sekali pakai, kita bisa menggantinya dengan microfiber cloth yang bisa dicuci dan digunakan kembali. Alternatif lainnya juga bisa dengan menggunakan reusable cotton pud. Hal ini dinilai bisa menghemat pengeluaran dan juga lebih ramah lingkungan.
Selain cara memulai eco-friendly beauty, Kita juga bisa mulai menggunakan produk berbahan dasar komoditas lokal. Salah satu komoditas lokal Indonesia yang mendukung eco-friendly beauty adalah madu. Madu memiliki banyak khasiat untuk kecantikan dan kesehatan. Menurut rangkuman Health Line, madu bermanfaat untuk kesehatan tuhuh seperti mencegah penyakit kanker, jantung serta diabetes, memperkuat sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar kolesterol dan dipercaya dapat mengontrol berat badan. Sementara itu, khasiat madu untuk kecantikan diantaranya adalah sebagai pelembap alami, mengurangi komedo, menyamarkan noda, flek hitam maupun bekas jerawat, mengecilkan pori-pori serta mencegah penuaan dini.
Kesimpulannya, gagasan eco-friendly beauty merupakan salah satu solusi untuk tetap cantik namun tetap peduli dengan lingkungan (sustainable) bahkan dapat mendukung komoditas lokal. So, sudahkah kamu tergerak untuk mengikuti eco-friendly beauty ini? Atau sudahkah kamu mengenali produk kecantikanmu dari label? Jika belum. Yuk, kita mulai dari sekarang....
Referensi :
Iya cantik seharusnya merusak lingkungan ya
ReplyDeletemaaf, cantik seharusnya tidak merusak lingkungan ka 😊
Delete