Tuesday, 16 February 2021

Mari Tingkatkan Kesehatan Lintas Generasi Bersama Danone Indonesia!




Sebagai seorang perempuan berusia 24 tahun dengan aktivitas yang padat, kesehatan merupakan aset terpenting bagi saya. Kesehatan menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan saya setiap hari yang menuntut saya untuk bertindak aktif dan sigap. Apalagi, saya bekerja di sebuah Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan pertama bagi masyarakat. 
 
Sedikit cerita, sejak saya masih sekolah, saya ingat sekali guru IPA saya selalu mengingatkan pentingnya sarapan sebagai bekal nutrisi hari itu. Begitu juga dengan ibu saya yang selalu peduli dengan kesehatan anaknya dengan menyiapkan makanan yang tinggi gizi. Lama-kelamaan saya mengerti, hal tersebut dilakukan untuk mencegah kekurangan gizi.
 
Lantas, apa sih bahaya jika seseorang mengalami kekurangan gizi? ternyata kekurangan gizi mempunyai rantai yang sangat panjang, lho... Misalnya, seorang ibu hamil kurang memperhatikan asupan gizinya, hal ini berdampak buruk terhadap bayi yang dikandung. Tidak heran apabila bayi tersebut lahir dengan berat yang kurang bahkan menderita stunting saat tumbuh menjadi balitaLantas, bagaimana kelanjutannya? ketika bayi tersebut beranjak remaja, ia tetap mengalami kekurangan gizi. Hal ini berlanjut hingga seorang remaja perempuan hamil dan kemungkinan akan melahirkan bayi yang kekurangan gizi pula. 
 
Selain hal diatas, kekurangan gizi dapat dilihat secara fisik dari tubuh yang tidak ideal yaitu terlalu kurus atau terlalu gemuk (obesitas). Lantas, bagaimana sih tubuh yang ideal itu? Salah satunya dapat diketahui dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). 
 
Apa itu Indeks Masa Tubuh?
Indeks massa tubuh adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang yang didapatkan dari perbandingan berat dan tinggi badan.  Maka itu, setiap orang harus menghitung berapa nilai IMT-nya agar tahu status gizi tubuhnya normal atau tidak.
Perhitungan IMT adalah dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Misalnya, seseorang memiliki berat badan sebesar 68 kg dengan tinggi 165 cm (16,5 meter). Jadi nilai IMT yang dimiliki adalah: 68 ÷ (1,65×1,65) = 24.98 Kg/m2
Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT) - Direktorat P2PTM
Sumber : KEMENKES RI



Selain bahaya kekurangan gizi, ternyata ada masalah gizi yang mengancam remaja Indonesia. Dikutip dari website Kemenkes RI,masalah gizi yang mengancam remaja indonesia diantaranya :
    
    1. Remaja yang Belum Sadar akan Tinggi  Badan
Di Indonesia, banyak remaja yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tinggi badan kurang atau disebut stunting. Stunting ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek, diantaranya penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan sistem metabolisme yang pada akhirnya dapat menimbulkan risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi, dan obesitas.    
  
    2. Remaja Kurus atau Kurang Energi Kronis (KEK)

Remaja yang kurus atau kurang energi kronis bisa disebabkan karena kurang asupan gizi yang dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi yang berdampak buruk di kesehatan. 

    3. Kegemukan atau Obesitas

Selain KEK, hal yang tak kalah berbahaya adalah kelebihan berat badan atau obesitas yang dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, kanker, osteoporosis dan lain-lain yang berimplikasi pada penurunan produktifitas dan usia harapan hidup.

Informasi yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik di Indonesian Nutrition Association dalam acara Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi, Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK menyampaikan masalah gizi yang saat ini dihadapi namun juga sebagai penentu di masa depan salah satunya adalah anemia dan kurang gizi. Anemia dikatakan sebagai tantangan lintas generasi dimulai dari masa remaja hingga anak. Anemia adalah kondisi rendahnya Hb dibandingkan kadar normal yang menunjukkan kurangnya jumlah sel dalam darah yang bersirkulasi dalam tubuh. Anemia / anemia defisiensi zat besi memiliki gejala diantaranya Kelopak mata pucat, sakit kepala, tekanan darah rendah hingga kelemahan otot. Hal ini berdampak pada kekebalan daya tubuh, infeksi yang meningkat dan konsentrasi yang kurang. 

Lastas, apa saja penyebab seseorang mengalami anemia? salah satunya disebabkan karena kurangnya penyerapan zat besi. Untuk mengurangi resiko kurangnya penyerapan zat besi, berikut merupakan bahan makanan sumber zat besi. Kesimpulan dari paparan dari dr. Diana adalah memastikan asupan gizi yang seimbang, memperhatikan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, dan rajin mengkonsumsi tablet tambah darah.

Terkait paparan diatas, Danone Indonesia berkontribusi dalam mengatasi masalah gizi seperti yang disampaikan oleh Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Comunication Direction Danone Indonesia bahwa Danone Indonesia tidak hanya berorientasi pada bisnis, namun Danone Indonesia percaya bahwa manusia dan planet saling berhubungan sehingga perusahaan ini ingin memelihara keduanya, sesuai dengan motto yang dimiliki yaitu "one health, one planet".

Salah satu kontribusi Danone Indonesia dalam mengatasi masalah kurangnya gizi dan nutrisi di Indonesia melalui beberapa program diantaranya :

a. gerakan bersama cegah stunting

yaitu program terintegrasi unggulan yang mendukung intervensi nutrisi yang spesifik dalam mengurangi stunting di Indonesia yang didukungoleh mitra utama dan organisasi terkemuka

c. adanya program edukasi isi piringku

 program edukasi isi piringku penting untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya gizi yang terandung dalam setiap sajian makanan. rogram ini sudah melibatkan ribuan murid dan guru di seluruh Indonesia.

d. ayo minum air (AMIR)

merupakan gerakan kolaboratif yang bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan minum 7-8 gelas air minum per hari bagi anak sekolah.

e. warung anak sehat

Program ini dilakukan dengan memberdayakan ibu-ibu kantin sekolah untuk menyediakan makanan ringan dan minuman yang sehat bagi siswa. 

f. aksi cegah stunting

Bersama  FKUI, KemenDes dan berkat terjalinnya usaha yang baik, Danone Indonesia berhasil menurunkan angka stunting dengan adanya pendekatan baru dalam monitoring.

g. GESID (generasi Sehat Indonesia)

h. Taman Pintar

i. Duta 1000 Pelangi 

Di akhir paparannya, beliau menyampaikan bahwa program Danone Indonesia terus menerus berkomitmen untuk melakukan hal baik, baik dalam perusahaan melalui workplace dan senantiasa melakukan inovasi melalui marketplace serta melakukan hal yang baik pula untuk lingkungan (environtment). Jadi, Mari Kita Tingkatkan Kesehatan Lintas Generasi Bersama Danone Indonesia!

 

 

 

Referensi :

0 comments:

Post a Comment